Kamis, 07 Juli 2011

BAHAN ORGANIK


B. BAHAN ORGANIK
      1.  Pengertian bahan organik
Bahan organik merupakan hasil dekomposisi dari sisa-sisa hewan ataupun tumbuhan yang telah mati dan juga berasal dari limbah-limbah organik.
Sumber utama bahan organik tanah adalah jaringan tanaman, baik berupa seresah atau sisa-sisa tanaman, yang setiap tahunnya dapat tersedia dalam jumlah yang besar sekali.
Secara ringkasannya bahan oraganik tersusun atas tiga komponen utama meliputi:
1.      Mikro flora dan fauna hidup yang menjadi komponen biomassa
2.      Bahan organik yang segar dan siap terdekomposisi
3.      Bahan humat yang relatif resisten terhadap serangan mikroba.
Tentang pelapukan bahan organik dapat dikemukakan bahwa bahan organik dengan nisbah C/N rendah ternyata akan terlapuk dengan mudah dan cepat. Kandungan oksigen dalam tanah akan sangat berpengaruh baik terhadap kegiatan jasad renik maupun terhadap keadaan bahan organik dalam tanah. Sebaliknya bahan organik dengan nisbah C/N tinggi kenyataanya akan lambat lapuk, agar bahan organik tersebut cepat lapuk maka perlu usaha penambahan nitogen tanah yaitu dengan memberikan sejumlah bahan organik yang cepat terlapuk dalam hai ini dapat juga dibantu dengan memberikan sejumlah pupupk nitrogen buatan.

2.  Pengaruh bahan organik terhadap sifat kimia tanah
      a.  pH tanah
                  pH merupakan derajat keasaman. Tanah memiliki derajat keasaman yang berbeda. Seperti pada tanah vertisol memiliki pH tinggi biasa disebut tanah basa, pada tanah regosol memiliki pH tinggi meskipun masih di bawah vertisol, dan masih banyak lagi tanah yang memiliki pH berbeda. Bahan organik jelas berpengaruh pada pH tanah. 
            Karena peruraian bahan organik tanah secara biologis akan menghasilkan asam-asam organik maka bahan oraganik cenderung memasamkan tanah. Pada kondisi anaerob bahan organik segar dapat berpengaruh dalam penurunan redoks karena dapat bertindak sebagai donor elektron dapat berbalik meningkatkan pH tanah mineral masam yang tergenangi. pH tanah dapat berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan tanaman karena jenis tanaman tertentu menghendaki pH optimum tertentu, sedang secara tidak langsung pH tanah akan berpengaruh terhadap ketersediaan hara.
b.      Kapasitas pertukaran kation
      Kapasitas pertukaran bahan organik ditentukan oleh besarnya komponen koloid organik yang bermuatan negatif, koloid organik ini terutama berasal dari senyawa humat terutama dari asam humat dan asam fulfat. Kemasaman total dari asam fulfat lebih tinggi dari asam humat, disosiasi meningkat sejalan dengan naiknya pH lingkungan, semakin tinggi pH tanah maka disosiasi semakin besar atau KPK semakin meningkat.
c.       Potensial redoks
            Bahan organik yang masih segar akan mudah terombak oleh mikroorganisme tanah, pada kondisi anaerob bahan organik akan mampu meningkatkan intensitas reduksi atau penurunan Eh, hal ini dapat terjadi akibat peningkatan ketersediaan elektron akibat perombakan bahan organik. Penurunan Eh dapat meningkatkan ketersediaan hara terutama kelarutan hara mikro seperti Fe, Mn dan juga pelarurut posfat. Peningkatan ketersediaan hara mikro dan fosfat terutama pada tanah alkali dapat memperbaiki keharaan tanaman. Pada tanah-tanah yang netral hadirnya bahan organik pada kondisi lengas kapasitas lapangan dapat berpengaruh terhadap peningkatan ketersediaan hara mikro Fe dan Mn secara acak.

0 komentar:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites