Kamis, 07 Juli 2011
PADI TIPE BARU DAN PADI HIBRIDA MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN
Disusun Oleh:
SOFYAN WIWIET SANTIKO
No.MHS: 13060015/PA
JURUSAN AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2008
Padi Tipe Baru dan Padi Hibrida
Mendukung Ketahanan Pangan
Balai Penelitian Tanaman Padi (Balitpa) telah mengembangkan teknologi perakitan
varietas unggul padi berpotensi hasil tinggi melalui perakitan padi tipe baru (PTB) dan
padi hibrida. Teknologi budi dayanya dikembangkan antara lain melaui pendekatan
Pengelo1aan TanamanTerpadu (PTT) terutama pada 1ahan sawah irigasi.
Padi tipe baru (PTB) memiliki sifat penting,
antara lain (a) jumlah anakan sedikit (7-12
batang) dan semuanya produktif, (b) malai
lebih panjang dan 1ebat (>300 butir/malai),
(c) batang besar dan kokoh, (d) daun tegak,
tebal, dan hijau tua, (e) perakaran panjang
dan lebat. Potensi hasil PTB 10-25% tebih
tinggi dibandingkan dengan varietas unggul
yang ada saat ini. Kalau IR64 dan varietas
unggul lainnya
dihasilkan melalui
persilangan antarpadi jenis indica (padi
bulu), PTB dihasilkan melalui persilangan
antara padi jenis indica dengan japonica.
Padi hibrida juga berpotensi dikembangkan
untuk dapat mengatasi kemandekan
produktivitas padi saat ini. Padi hibrida
dihasilkan melalui pemanfaatan fenomena
heterosis turunan pertama (F1) dari hasil
persilangan antara dua induk yang berbeda.
Fenomena heterosis tersebut menyebabkan tanaman F1 lebih vigor, tumbuh lebih cepat,
anakan lebih banyak, dan malai lebih lebat sekitar 1 t/ha lebih tinggi daripada Varietas
unggul biasa (inbrida). Namun keunggulan tersebut, tidak diperoleh pada populasi
generasi kedua (F2) dan berikutnya.
Oleh karena itu produksi benih F1 dalam
pengembangan padi hibrida memegang peran penting dan strategis.
Ditinjau dari aspek genetik, PTB dan padi hibrida memiliki potensi hasil yang lebih
tinggi, tetapi sistem dan teknologi produksinya berbeda dengan varietas unggul biasa.
Perakitan Padi Tipe Baru
Program perakitan padi tipe baru (PTB) diinisiasi oleh IRRI sejak tahun 1989. Materi
genetik yang digunakan sebagai tetua persilangan adalah varietas introduksi, varietas
lokal Indonesia dan padi liar, Balitpa telah merintis pembentukan PTB sejak 1995,
namun baru diintensifkan pada tahun 2000. Kini telah dihasilkan varietas dan sejumlah
galur PTB dalam beberapa generasi.
Generasi pertama. Dalam program awal pembentukan PTB telah dihasilkan sejumlah
galur semi PTB, yang sebagian sifat-sifatnya menyerupai sifat PTB yang sebenarnya,
antara lain jumlah anakan yang relatif sedikit (10-12
Batang/rumpun) dan potensi hasil 5-10% lebih tinggi dibanding varietas IR64 dan
Ciherang. Galur-galur tersebut antara lain adalah BP-10384-MR-1-8-3 yang dilepas
pada tahun 2001 dengan nama Cimelati dan BP-50F-MR-30-5 yang dilepas pada tahun
2002 dengan nama Gilirang (aromatik). Varietas Gilirang cukup pesat
pengembangannya.
Generasi kedua. Beberapa galur PTB yang potensial antara lain adalah BP138E-KN-23,
BP-364-MR-33-PN-5-1, BP364B-MR-33-2-PN-2-5-5-1, BP342B-MR-30-1, dan
BP140F-MR-1. Galur-galur ini umumnya masih memerlukan pengujian lanjutan untuk
menentukan teknologi budi daya yang paling tepat. Meskipun tingkat kehampaan
gabahnya masih tinggi, tetapi galur PTB generasi kedua ini mempunyai jumlah gabah
isi yang tetap lebih banyak (149-188 butir/malai) dibandingkan dengan gabah isi
varietas lR64 (112 butir/malai). Galur yang telah memenuhi syarat untuk dilepas adalah
BP-364B-33-3-PN-5-1. Selain berdaya hasil lebih tinggi, galur-galur PTB generasi
kedua tahan terhadap hama wereng coklat biotipe 2, tetapi relatif peka terhadap
penyakit hawar daun bakteri. Oleh sebab itu, pengembangannya harus secara selektif di
daerah yang benar-benar sesuai dan dilengkapi dengan rekomendasi teknologi budi daya
yang tepat, terutama jarak tanam dan pemupukan yang didasarkan pada pendekatan
PTT.
Generasi ketiga dan seterusnya. Saat ini terdapat sekitar 80 galur harapan PTB generasi
eenengah yang masih dalam tahap pengujian. Beberapa diantara galur tersebut
diharapkan dapat dilepas pada tahun 2004-2005. Hasil pengujian menunjukkan galur
harapan terbaik PTB generasi ketiga ini mampu berproduksi lebih dari 8 t/ha, atau 20%
lebih tinggi daripada hasil varietas IR64.
Perakitan Padi Hibrida
Penelitian padi hibrida di Indonesia dimulai pada tahun 1984 dan lebih diintensifkan
sejak 2001. Berbagai galur padi hibrida telah dihasilkan melalui persilangan dengan
melibatkan galur mandul jantan sitoplasmik (CMS) atau galur mandul jantan (A), galur
pelestari (B), dan galur pemulih kesuburan (restorer, R).
Dari pengujian dan evaluasi galur tetua dan hibrida introduksi diperoleh beberapa
hibrida harapan. Pada awal tahun 2002, galur IR58025N BR827 dan IR58025NIR53942
masing-masing dilepas menjadi padi varietas Maro dan Rokan. Kedua varietas ini relatif
peka terhadap beberapa hama dan penyakit utama.
Oleh sebab itu, pengembangannya
perlu diarahkan pada lahan subur dengan pengairan terjamin dan bukan daerah endemik
hama dan penyakit. Padi hibrida Rokan dan Maro telah diuji dalam kegiatan program
penelitian dan pengkajian (Litkaji) PTT dibeberapa propinsi dan kemudian
dikembangkan di 10 propinsi melalui Kegiatan Percontohan Peningkatan Produktivitas
Padi Terpadu (P3T) pada tahun 2002-2003.
Dalam program Litkaji, varietas Maro mampu menghasilkan 8,6 ton gabah/ha dan
varietas Rokan 9,24 ton/ha atau 8-16% lebih tinggi dibandingkan dengan varietas
unggul biasa. Dalam program P3T, kedua padi hibrida ini masing-masing mampu
berproduksi 1 ton/ha lebih tinggi(10-20%) dibandingkan dengan varietas unggul biasa.
Saat ini tersedia beberapa galur hibrida potensial, tiga di antaranya berpeluang untuk
dilepas setelah 2-3 musim ke depan. Galur-galur harapan tersebut mampu berproduksi
>8 ton/ha atau 14-22% lebih tinggi dibanding IR64. Ketiga galur ini akan diuji daya
hasilnya di berbagai lokasi (multilokasi) pada MK 2003, sehingga 1-2 galur di
antaranya diharapkan dapat dilepas pada akhir tahun 2003 atau awal 2004. Berbeda
dengan varietas Maro dan Rokan, ketiga galur hibrida lebih tahan terhadap penyakit
hawar daun bakteri.
Padi tipe dan padi hibrida yang di hasilkan diharapkan dapat segera meluas
0 komentar:
Posting Komentar